Assalamu'alaikum wr.wb.
Kumpulan Hadits Shahih Muslim : " Berbakti terhadap kedua
orang tua dan bahwa mereka adalah yang paling berhak menerima kebaktian
tersebut "
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Rasulullah saw. dan bertanya:
Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku pergauli dengan baik? Rasulullah
saw. menjawab: Ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw.
menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw.
menjawab: Kemudian ibumu. Dia bertanya lagi: Kemudian siapa? Rasulullah saw.
menjawab lagi: Kemudian ayahmu. (Shahih Muslim No.4621)
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
Seseorang datang menghadap Nabi saw. memohon izin untuk ikut
berperang. Nabi saw. bertanya: Apakah kedua orang tuamu masih hidup? Orang itu
menjawab: Ya. Nabi saw. bersabda: Maka kepada keduanyalah kamu berperang
(dengan berbakti kepada mereka). (Shahih Muslim No.4623)
2. Mengutamakan kebaktian kepada kedua orang tua daripada
salat sunat dan perkara sunat lainnya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat
peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah
menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij
memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu
dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke
arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu,
bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang
melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah
keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan
salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu
kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu,
bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan!
Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena
kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini
adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan
menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan
kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu
memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu
hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij.
Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah
penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak
lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu
menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu
berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka
berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di
tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya
mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar
menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini!
Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah
bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing.
Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan
membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan
perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian
Juraij meninggalkannya. (Shahih Muslim No.4625)
3. Silaturahmi (menyambung hubungan kekeluargaan) dan haram
memutuskannya.
Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah menciptakan
makhluk sehingga setelah selesai menciptakan mereka, bangkitlah rahim (hubungan
kekeluargaan) berkata: Ini adalah tempat bagi orang berlindung (kepada-Mu)
dengan tidak memutuskan tali silaturahmi. Allah menjawab: Ya. Apakah kamu
senang kalau Aku menyambung orang yang menyambungmu, dan memutuskan orang yang
memutuskanmu? Ia berkata: Tentu saja. Allah berfirman: Itulah milikmu. Kemudian
Rasulullah saw. bersabda: Bacalah ayat berikut ini kalau kalian mau: Maka
apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati
Allah dan ditulikan telinganya dan dibutakan matanya. Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Alquran ataukah hati mereka terkunci. (Shahih Muslim No.4634)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Rahim (tali persaudaraan) itu
digantungkan pada arsy, ia berkata: Barang siapa yang menyambungku (berbuat
baik kepada kerabat), maka Allah akan menyambungnya dan barang siapa yang
memutuskan aku, maka Allah pun akan memutuskannya. (Shahih Muslim No.4635)
Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Tidak akan masuk surga
orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan. (Shahih Muslim No.4636)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa
yang merasa senang bila dimudahkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, maka
hendaklah dia menyambung hubungan kekeluargaan (silaturahmi). (Shahih Muslim
No.4638)
4. Pengharaman saling mendengki, saling membenci dan saling
bermusuhan
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu saling
membenci, saling mendengki dan saling bermusuhan, tetapi jadilah kamu
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tidak
menyapa) saudaranya lebih dari tiga hari. (Shahih Muslim No.4641)
5. Haram mendiamkan lebih dari tiga hari tanpa alasan syara
Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Tidak halal seorang
muslim mendiamkan (tidak mau menyapa) saudaranya lebih dari tiga malam di mana
keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik
di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam. (Shahih Muslim
No.4643)
6. Haram berburuk sangka, mencari-cari aib orang lain,
saling bersaing dalam kehidupan dunia, saling menjerumuskan dan sebagainya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Hindarilah oleh kamu
sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta.
Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling
mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia),
janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan
janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang
bersaudara. (Shahih Muslim No.4646)
7. Pahala yang diterima seorang mukmin dari penyakit,
kesedihan dan lainnya bahkan dari duri yang menusuknya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku tidak pernah melihat seorang pun yang paling banyak
menanggung penderitaan daripada Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4662)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Aku masuk menemui Rasulullah saw. ketika beliau sedang
menderita penyakit demam lalu aku mengusap beliau dengan tanganku dan berkata:
Wahai Rasulullah! Sesungguhnya engkau benar-benar terjangkit demam yang sangat
parah. Rasulullah saw. bersabda: Ya, sesungguhnya aku juga mengidap demam
seperti yang dialami oleh dua orang di antara kamu. Aku berkata: Itu, karena
engkau memperoleh dua pahala. Rasulullah saw. bersabda: Benar. Kemudian
Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang muslim pun yang tertimpa suatu
penyakit dan lainnya kecuali Allah akan menghapus dengan penyakit tersebut
kesalahan-kesalahannya seperti sebatang pohon yang merontokkan daunnya. (Shahih
Muslim No.4663)
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada seorang
muslim pun yang tertusuk duri atau tertimpa bencana yang lebih besar dari itu
kecuali akan tercatat baginya dengan bencana itu satu peningkatan derajat serta
akan dihapuskan dari dirinya satu dosa kesalahan. (Shahih Muslim No.4664)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
Bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Tidak ada satu kepedihan pun atau keletihan atau penyakit atau kesedihan sampai
perasaan keluh-kesah yang menimpa seorang muslim kecuali akan dihapuskan dengan
penderitaannya itu sebagian dari dosa kesalahannya. (Shahih Muslim No.4670)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Ketika turun ayat: Barang siapa yang mengerjakan kejahatan,
niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu, kaum muslimin merasa
sangat sedih sekali, lalu Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kamu sekalian
terlalu bersedih dan tetaplah berbuat kebaikan karena dalam setiap musibah yang
menimpa seorang muslim terdapat penghapusan dosa bahkan dalam bencana kecil
yang menimpanya atau karena sebuah duri yang menusuknya. (Shahih Muslim
No.4671)
Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
Dari Atha bin Abu Rabah ia berkata: Ibnu Abbas ra. pernah
berkata kepadaku: Maukah kamu aku perlihatkan seorang wanita penghuni surga?
Aku menjawab: Mau. Ia berkata: Wanita berkulit hitam ini pernah mendatangi Nabi
saw. dan berkata: Sesungguhnya aku menderita penyakit ayan dan auratku terbuka,
maka mohonlah kepada Allah demi kesembuhanku. Nabi saw. bersabda: Kalau kamu
mau bersabar, maka bagimu adalah surga. Dan kalau kamu mau sembuh, maka aku
akan memohonkan kepada Allah semoga Dia menyembuhkan penyakitmu. Wanita itu
berkata: Baiklah aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi: Sesungguhnya
auratku selalu terbuka, maka mohonkanlah kepada Allah agar aku tidak terbuka
aurat. Lalu Rasulullah berdoa untuknya. (Shahih Muslim No.4673)
8. Haram berbuat zalim
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya kezaliman itu akan
mendatangkan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat kelak. (Shahih Muslim
No.4676)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang muslim itu adalah
saudara muslim lainnya, dia tidak boleh menzaliminya dan menghinakannya. Barang
siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan memenuhi
keperluannya. Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan seorang muslim, maka
Allah akan melapangkan satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan hari kiamat
nanti. Dan barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan
menutupi aibnya pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.4677)
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia
lagi Maha Agung akan mengulur-ulur waktu bagi orang yang zalim. Tetapi ketika
Allah akan menyiksanya, maka Dia tidak akan melepaskannya. Kemudian beliau
membaca firman Allah: Dan begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk
negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih
lagi keras. (Shahih Muslim No.4680)
9. Menolong saudara muslim yang zalim dan yang dizalimi
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Dua orang pemuda, yang satu dari golongan Muhajirin dan yang
lain dari kaum Ansar, saling berbaku-hantam. Seorang dari kaum Muhajirin
berteriak: Wahai kaum Muhajirin! Dan seorang dari Ansar juga berteriak: Wahai
orang-orang Ansar! Kemudian keluarlah Rasulullah saw. dan berkata: Ada apa ini?
Kenapa harus berteriak dengan seruan jahiliah? Mereka menjawab: Tidak ada
apa-apa wahai Rasulullah! Kecuali ada dua pemuda yang berkelahi sehingga
seorang dari keduanya memukul tengkuk yang lain. Rasulullah saw. bersabda:
Kalau demikian, tidak apa-apa! Tapi hendaklah seseorang itu menolong saudaranya
yang lain baik yang zalim maupun yang dizalimi. Kalau ia berbuat kezaliman
hendaklah dicegah karena begitulah cara memberikan pertolongan kepadanya dan
apabila dizalimi maka hendaklah ia membelanya. (Shahih Muslim No.4681)
10. Saling kasih, saling menyayang dan saling membantu di
antara orang-orang mukmin
Hadis riwayat Abu Musa ra. dia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Seorang mukmin terhadap mukmin
yang lain adalah seperti sebuah bangunan di mana bagiannya saling menguatkan
bagian yang lain. (Shahih Muslim No.4684)
Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin
dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah
tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang
lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim No.4685)
11. Membujuk orang yang ditakuti kejahatannya
Hadis riwayat Aisyah ra.:
Bahwa seorang lelaki minta izin menemui Nabi saw. lalu
beliau berkata: Persilakanlah dia masuk! Karena dia itu adalah anak paling
buruk sebuah keluarga atau lelaki paling buruk pada sebuah keluarga. Ketika
lelaki itu masuk, Nabi saw. melembutkan perkataan kepadanya. Aisyah lalu
mengatakan: Wahai Rasulullah! Engkau telah mengatakan tentangnya apa yang telah
engkau katakan tetapi kemudian engkau melembutkan perkataan kepadanya? Beliau
bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya orang yang kedudukannya paling buruk di
sisi Allah pada hari kiamat kelak ialah orang yang dijauhi atau ditinggalkan
orang lain karena mereka takut akan kejahatannya. (Shahih Muslim No.4693)
12. Keutamaan bersikap lembut
Hadis riwayat Aisyah ra. istri Nabi saw.:
Rasulullah saw. bersabda: Wahai Aisyah! Sesungguhnya Allah
itu Maha Lembut yang menyukai kelembutan. Allah akan memberikan kepada orang
yang bersikap lembut sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang bersikap
keras dan kepada yang lainnya. (Shahih Muslim No.4697)
13. Barang siapa yang dikutuk atau dicaci-maki atau didoakan
jelek oleh Nabi saw. sedang sebenarnya dia tidak layak diperlakukan seperti
itu, maka itu adalah suatu zakat atau pahala serta rahmat
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Ya Allah! Sesungguhnya aku
hanyalah manusia biasa, maka siapa dari kaum muslimin yang aku caci atau aku
laknat atau aku pukul, maka jadikanlah itu sebagai zakat dan rahmat baginya.
(Shahih Muslim No.4706)
14. Pengharaman dusta dan dusta yang mubah
Hadis riwayat Ummu Kaltsum binti Uqbah ra.:
Bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah
termasuk pendusta orang yang berdusta untuk mendamaikan antara manusia. Dia
berkata yang baik dan menyampaikan yang baik pula. (Shahih Muslim No.4717)
15. Haram mengadu-domba di antara manusia
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
Sesungguhnya Muhammad saw. pernah bersabda: Maukah kamu
sekalian aku beritahukan tentang apa itu adhhu? Adhhu adalah perkataan
adu-domba yang selalu diucapkan di antara orang banyak. Dan sesungguhnya
Muhammad saw. juga pernah bersabda: Sesungguhnya seseorang selalu berkata jujur
sehingga dia tercatat sebagai orang jujur dan seseorang selalu berdusta
sehingga dia dicatat sebagai seorang pendusta. (Shahih Muslim No.4718)
16. Keutamaan orang yang dapat menguasai dirinya ketika
marah, dan cara meredahkan kemarahan
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bukanlah orang kuat itu
dengan menang bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai
dirinya ketika marah. (Shahih Muslim No.4723)
Hadis riwayat Sulaiman bin Shurad ra., ia berkata:
Dua orang pemuda saling mencaci di hadapan Rasulullah saw.
lalu mulailah mata salah seorang dari mereka memerah dan urat lehernya
membesar. Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku tahu suatu kalimat yang
apabila diucapkan, maka akan hilanglah kemarahan yang didapati yaitu "Aku
berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk". Lelaki itu
berkata: Apakah engkau menyangka aku orang gila?. (Shahih Muslim No.4725)
17. Larangan memukul wajah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kamu
bertengkar dengan saudaranya, maka hindarilah pemukulan wajah. (Shahih Muslim
No.4728)
18. Perintah bagi orang yang lewat dengan membawa senjata di
mesjid atau di pasar atau di tempat-tempat umum lainnya, agar dia memegangi
atau menutupi bagian yang tajam
Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
Seseorang berlalu di mesjid dengan membawa anak panah lalu
Rasulullah saw. berkata kepadanya: Peganglah mata panahnya. (Shahih Muslim
No.4736)
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang kamu lewat
di suatu majlis atau di sebuah pasar, sedang ia membawa anak panah, hendaklah
dia memegang mata panahnya itu, kemudian hendaklah dia memegang mata panahnya
itu, kemudian hendaklah dia memegang mata panahnya itu. (Shahih Muslim No.4739)
19. Larangan menghunus senjata ke arah seorang muslim
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Abul Qasim saw. pernah bersabda: Barang siapa yang
menghunuskan senjata ke arah saudaranya, maka malaikat akan terus mengutuknya
sampai ia melepaskannya meskipun dia itu adalah saudara kandungnya sendiri.
(Shahih Muslim No.4741)
20. Wasiat terhadap tetangga dan berbuat baik kepadanya
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jibril
senantiasa mewasiatkan aku tentang tetangga sampai aku menduga bahwa ia akan
menjadikan tetangga sebagai ahli waris. (Shahih Muslim No.4756)
Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Jibril senantiasa mewasiatkan kepadaku
mengenai tetangga sampai aku mengira bahwa dia akan menjadikan tetangga sebagai
ahli waris. (Shahih Muslim No.4757)
21. Anjuran memberikan pertolongan dalam perkara yang tidak
haram
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Apabila Rasulullah saw. didatangi seseorang untuk suatu
keperluan, maka beliau menghampiri para sahabat yang sedang berkumpul dan
berbincang-bincang lalu bersabda: Bantulah, niscaya kalian akan memperoleh
pahala dan Allah akan memenuhi apa yang Dia suka melalui lisan nabi-Nya. (Shahih
Muslim No.4761)
22. Anjuran mempergauli orang-orang saleh dan menjauhi
kawan-kawan yang jahat
Hadis riwayat Abu Musa ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaan
berkawan dengan orang saleh dan berkawan dengan orang jahat adalah seperti
seorang penjual minyak wangi (misk) dan seorang peniup dapur tukang besi.
Penjual minyak wangi, dia mungkin akan memberikan kamu atau kamu akan membeli
darinya atau kamu akan mendapatkan aroma harum darinya. Tetapi peniup dapur
tukang besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu atau kamu akan mencium bau
yang tidak sedap. (Shahih Muslim No.4762)
23. Keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan
Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
Seorang perempuan bersama dua orang putrinya datang kepadaku
untuk meminta-minta, namun dia tidak mendapatkan sesuatu apapun dariku kecuali
satu buah kurma. Lalu aku pun memberikan buah korma itu kepadanya yang segera
ia ambil dan dibagikan kepada kedua orang putrinya sedangkan ia sendiri tidak
memakan sedikit pun dari buah korma itu. Kemudian dia pun bangkit dan beranjak
pergi bersama kedua putrinya. Lalu Rasulullah saw. datang menemuiku dan aku ceritakan
kepada beliau tentang perilaku wanita tadi. Lalu beliau bersabda: Barang siapa
mendapat suatu cobaan berupa anak-anak perempuan kemudian ia berbuat baik
terhadap mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.
(Shahih Muslim No.4763)
24. Keutamaan orang yang ditinggal mati anaknya kemudian ia
bersabar mengharapkan keridaan Allah
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seorang muslim yang
ditinggal mati oleh tiga orang anaknya tidak akan disentuh oleh api neraka
kecuali hanya sekedar berlalu saja (sebentar). (Shahih Muslim No.4766)
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Seorang wanita datang menemui Rasulullah saw. dan berkata:
Wahai Rasulullah! Kaum lelaki dapat pergi mendengarkan hadismu, maka berikanlah
kami satu hari dari waktumu agar kami mendatangimu untuk engkau ajarkan kepada
kami dari ilmu yang telah Allah ajarkan kepadamu. Rasulullah saw. bersabda:
Berkumpullah kamu sekalian pada hari ini dan ini! Kemudian mereka pun berkumpul
pada hari itu lalu Rasulullah saw. mendatangi mereka dan mengajarkan kepada
mereka apa yang telah Allah ajarkan kepada beliau. Kemudian beliau melanjutkan
sabdanya: Tidak seorang wanita pun dari kamu sekalian yang ditinggal mati tiga
orang anaknya kecuali mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.
Lalu salah seorang wanita bertanya: Dan dua orang anak, dan dua orang anak dan
dua orang anak? Rasulullah saw. menjawab: Dan dua orang anak, dan dua orang
anak, dan dua orang anak. (Shahih Muslim No.4768)
25. Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan
membuat hamba-hamba-Nya yang lain mencintainya
Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya apabila Allah
mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata:
Sesungguhnya Aku mencintai si polan maka cintailah dia! Jibril pun
mencintainya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah
mencintai si polan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya.
Kemudian dia pun diterima di bumi. Dan apabila Allah membenci seorang hamba,
maka Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si polan, maka
bencilah pula dia! Jibril pun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni
langit: Sesungguhnya Allah membenci si polan, maka bencilah kepadanya. Para
penghuni langit pun membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi.
(Shahih Muslim No.4772)
26. Seseorang itu bersama orang yang dicintai
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw.:
Kapankah kiamat itu tiba? Rasulullah saw. bersabda: Apa yang telah kamu
persiapkan untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: Cinta Allah dan Rasul-Nya.
Rasulullah saw. bersabda: Kamu akan bersama orang yang kamu cintai. (Shahih
Muslim No.4775)
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw. dan berkata:
Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang mencintai suatu
kaum namun dia belum dapat bertemu dengan mereka? Rasulullah saw. menjawab:
Seorang akan bersama orang yang dicintai. (Shahih Muslim No.4779)
Kumpulan Hadits Shahih Muslim : " Berbakti terhadap kedua orang tua "