Selain Ibadah yang Wajib banyak lagi ibadah mendapat
penilaian yang baik dari Allah salah satunya dalam Islam menyuruh umatnya
memperbanyak silaturrahmi dengan siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan
keseharian, setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup
sendiri. Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa
berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Karena itu
merupakan ibadah yang paling indah
berhubungan dengan manusia, sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan
amal shalih ini. Silaturahim termasuk akhlak yang mulia.
SILATURAHMI
DALAM AL-QURAN DAN HADITS
A. Pengertian Silaturahmi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 : 1065) silaturahim atau silaturahmi
bermakna tali persahabatan atau persaudaraan. Dalam perspektif bahasa Arab,
Ahmad Warson dan Muhammad Fairuz (2007 : 810) mengungkap bahwa silaturahmi itu
sebagai terjemahan Indonesia dari bahasa Arab صلة الرحم . Dilihat dari aspek tarkib, lafadz صلة الرحم
merupakan tarkib idhofi, yaitu tarkib (susunan) yang terdiri dari mudhof (صلة) dan mudhof ilaih (الرحم).
Untuk memahami makna silaturahmi, maka kami terlebih dahulu akan menjelaskan
tentang makna صلة dan الرحم , kemudian makna silaturahmi.
1. Makna Shillah
Lafadz صلة merupakan mashdar dari وصل ,
Ahmad Warson (2002 : 1562-1563) mengartikan bahwa صلة adalah perhubungan, hubungan, pemberian dan karunia.
2. Makna Rahim
Ahmad Warson (2002 : 483) mengartikan, رحم
adalah rahim, peranakan dan kerabat. Al-Raghib (2008 : 215 ) mengkaitkan kata
rahim dengan rahim al-mar`ah (rahim seorang perempuan) yaitu tempat bayi di
perut ibu. Yang bayi itu punya sifat disayangi pada saat dalam perut dan menyayangi
orang lain setelah keluar dari perut ibunya. Dan kata rahim diartikan “kerabat”
karena kerabat itu keluar dari satu rahim yang sama. Al-Raghib (2008 : 216)
juga mengutip sabda Nabi, yang isinya menyebutkan, ketika Allah Swt menciptakan
rahim, Ia berfirman, “Aku al-Rahman dan engkau al-Rahim, aku ambil namamu dari
namaku, siapa yang menghubungkan padamu Aku menghubungkannya dan siapa yang
memutuskan denganmu Aku memutuskannya”. Ini memberi isyarat bahwa rahmah-rahim
mengandung makna al-Riqqatu (belas-kasihan) dan al-Ihsân (kedermawanan,
kemurahan hati).
3. Makna Silaturahmi
Berdasarkan dua pengertian dua diatas, maka makna silaturahmi secara harfiah
adalah menyambungkan kasih-sayang atau kekerabatan yang menghendaki kebaikan.
Secara istilah makna silaturahmi, antara lain dapat dipahami dari apa yang
dikemukakan Al-maraghi menyebutkan, “Yaitu menyambungkan kebaikan dan menolak
sesuatu yang merugikan dengan sekemampuan”. Sementara itu imam as-Shon’ani
(1992 : 4 : 295) mendefinisikan bahwa silaturahmi adalah kiasan tentang berbuat
baik kepada kerabat yang memiliki hubungan nasab dan kerabat bersikap lembut,
menyayangi dan memperhatikan kondisi mereka.
B. Pembagian Silaturahmi
As-Shon’ani (1992 : 4 : 298) mengutip pendapat imam al-Qurthubi yang menjelaskan
bahwa silaturahmi yang mesti disambungkan itu terbagi kepada dua bagian, yaitu
silaturahmi umum dan silaturahmi khusus. Silaturahmi umum yaitu rahim dalam
agama, wajib disambungkan dengan cara saling menaSehati, berlaku adil,
menunaikan hak-hak yang wajib dan yang sunnah. Sedangkan sulaturahmi khusus
yaitu dengan cara memberi nafakah kepada kerabat.
C. Silaturahmi dalam pandangan Al-Quran
Sejauh pengamatan penulis terhadap ayat-ayat al-Quran, penulis tidak menemukan
satu ayat pun yang memerintahkan silaturahmi dengan bentuk fi’il amr dari
lafadz وصل yang kami
temukan bukab fi’il amr, melainkan bentuk fi’il madhi yang terdapat dalam surat
al-Qoshos ayat 51 dan fi’il mudhore yang diulang sepuluh kali pada enam surat
(Abdul Baqi, tt : 919). Meskipun demikian, bukan berarti al-Quran tidak
memerintahkan silaturahmi, tetapi silaturahmi dalam al-Quran digunakan dengan
lafadz yang lain.
Bila kita mencermati kembali makna rahim, kita temukan bahwa makna rahim itu
adalah kerabat, sebagaimana diungkap oleh ar-Roghib dan Ahmad Warson. Di dalam
al-Quran dijumpai beberapa ayat yang memerintahkan untuk memberikan hak kepada
kerabat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa silaturahmi diperintahkan dalam
al-Quran walaupun menggunakan redaksi lain. Ayat-ayat yang dimaksud antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Surat an-Nahl ayat 90
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku ‘adil dan berbuat kebajikan, memberi
bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil pelajaran.
Pada ayat tersebut terdapat perintah memberi bantuan kepada kerabat dekat,
terkait dengan makna tersebut, Ats-tsa’labi (tt: 2: 321), As-Sulami (2001:
1:372), ‘izz bin Abdussalam (1996: 1: 577), Fahrurrozi (tt: 1: 2747), dan Ahmad
bin Muhammad bin Mahdi (2002: 24:73) mereka menafsirkan bahwa ungkapan tersebut
bermakna perintah untuk silaturahmi.
b. Surat al-Isro ayat 26
وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا
Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.
Pada ayat ini terdapat perintah Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat,
menurut Baidhowi (tt: 1: 441), Al-Khozin (1979: 4: 157) bahwa makna kerabat
tersebut adalah perintah untuk menyambungkan silaturahmi.
c. Surat ar-Rum ayat 38
فَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ ذَلِكَ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Maka berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan
orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang
mencari keridaan Allah. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
As-Sam’ani (1997: 4: 215)mencatat bahwa perintah memberikan haq kepada kerabat
dekat itu menurut mayoritas mufassir maknanya adalah silaturahmi dengan
memberikan hadiah.
Berdasarkan tiga ayat diatas beserta penafsiran para mufasir jelaslah bahwa
silaturahmi diperintahkan didalam Quran.
D. Silaturahmi dalam pandangan Hadits
Hadis-hadis yang berkaitan dengan silaturahmi, diantaranya adalah:
1. Orang yang bersilaturahmi akan diperluas rizkinya, dipanjangkan umurnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ.
Dari Abu Hurairoh r.a: Rosul bersabda barang siapa yang ingin diluaskan
rizkinya, dan di panjangkan umurnya, hendaklah dia menyambungkan silaturahmi
(H.R. Bukhori)
Dalam hadits lain, yang di takhrij oleh Ahmad dari Aisyah secara marfu’ Nabi
pernah bersabda bahwa silaturahmi dan berbuat baik kepada tetangga akan dapat
memakmurkan rumah serta menambah umur. Terkait dengan hadis tersebut, Ibnu
Hajar (tt: 10: 416) dan As-Son’ani mencamtumkan pendapat Ibnu Tiin yang
menyatakan bahwa dzohir hadis tersebut bertentangan dengan surat Al-A’rof ayat
34 yaitu
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ (34)
tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya.
Selanjutnya Ibnu Tiin mengkompromikan dua dalil tersebut dari dua aspek, salah
satunya yaitu yang dimaksud tambahan umur pada hadis tersebut merupakan kinayah
tentang keberkahan umur sebab adanya taufik untuk taat serta makmurnya waktu
digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat untuk akhirat serta memeliharanya dari
melakukan perbuatan yang sia-sia.
2. Pemutus silaturahmi tidak akan masul surga.
وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Jubair bin Mut’im r.a: Rosul bersabda tidak akan masuk surga orang yang
memutus, yaitu: memutuskan silaturahmi (mutafaq ‘alaihi)
3. Pemutus silaturahmi akan dipercepat siksaan
terhadap dosanya.
وأخرج أبو داود من حديث أبي بكرة يرفعه ما من ذنب أجدر أن يعجل الله لصاحبه العقوبة في الدنيا مع ما ادخر له في الآخرة من قطيعة الرحم
Abu Daud mentakhrij dari hadis Abu Bakroh yang marfu’ tidak ada satu dosa yang
lebih pantas dipercepat oleh Allah siksaan bagi pelakunya didunia disamping
disediakan baginya siksaan di akhirat dari melainkan pemutus silaturahmi
4. Amal pemutus silaturahmi tidak diterima oleh Allah.
وأخرج البخاري في الأدب المفرد من حديث أبي هريرة يرفعه إن أعمال أمتي تعرض عشية الخميس ليلة الجمعة فلا يقبل عمل قاطع رحم
Bukhori mentakhrij dalam Adabul Mufrod dari hadis Abu Hurairoh yang marfu’
sesungguhnya amal-amal umatku akan disetorkan pada waktu kamis sore malam jumat
maka tidak akan diterima amalan pemutus silaturahmi
5. Rahmat tidak akan turun bagi pemutus silaturahmi.
وأخرج فيه من حديث ابن أبي أوفى إن الرحمة لا تنزل على قوم فيهم قاطع رحم
Bukhori mentakhrij dalam Adabul Mufrod dari hadis Abu Aufa sesungguhnya rahmat
tidak akan turun kepada suatu kaum yang didalamnya ada pemutus silaturahmi
6. Pintu langit akan tertutup bagi pemutus silaturahmi.
وأخرج الطبراني من حديث ابن مسعود إن أبواب السماء مغلقة دون قاطع الرحم
Thobroni mentakhrij dari hadis ibnu mas’ud sesungguhnya pintu-pintu langit
tertutup bagi pemutus silaturahmi
Dianjurkan dan oleh Islam juga diseru. Peringatan yang
terdapat dalam Al-Qur’an untuk tidak memutuskan tali silaturrahmi. Allah Ta’ala
telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi dalam
sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang
yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, diantara firmanNya:
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah
orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan
dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).
Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan
komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturahmi. Bukankah
silaturahmi merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia? Karena dapat
menyempurnakan rasa cinta & interaksi sosial antar umat manusia.
Silaturahmi juga merupakan dalil & tanda kedermawanan serta ketinggian
akhlak seseorang.
MANFAAT SILATURAHMI DALAM ISLAM
Silaturahmi artinya tali persahabatan atau tali
persaudaraan, sedangkan bersilaturahmi yaitu mengikat tali persahabatan. Jadi,
untuk mengikat tali persahabatan itu kapan saja waktunya, dan tidak boleh
diputuskan, harus dilanjutkan oleh anak dan keturunannya.
Kita pun sebagai umat Islam telah diperintahkan oleh Allah
SWT untuk menjaga hubungan silaturahmi (Q.S. An-Nisaa: 1). Sebagai umat Islam,
perintah Allah Shubhanallaahu wa Ta'la itu harus dipatuhi. Orang yang mematuhi
perintah Allah Shubhanallaahu wa Ta'la itu adalah orang yang bertakwa. Takwa
artinya terpeliharanya sifat diri untuk tetap taat dan patuh melaksanakan
perintah Allah Shubhanallaahu wa Ta'la serta menjauhi segala apa yang
dilarang-Nya.
Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturahmi
dalam Islam. Maka melihat pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10
manfaat Silaturahmi menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:
1. Mendapatkan ridho dari Allah Shubhanallaahu wa Ta'la.
2. Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini
amat sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, yaitu
"Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia."
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang
bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka
itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat
apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap
menjalin hubungan baik.
9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan
rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali
persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya
(dalam hal ini, suka bersilaturahmi) akan selalu dikenang sehingga membuat
orang lain selalu mendoakannya.
Demikianlah 10 manfaat dari suka bersilaturahmi,,,
A. Kesimpulan
Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan hubungan antar sesama manusia.
Hal itu digambarkan dengan adanya berbagai syariat tentang hubungan manusia
baik yang menyangkut hubungan keluarga maupun masyarakat. Untuk mempererat
hubungan antar keluarga, Islam mensyariatkan silaturahmi. Dalam pandangan
al-Quran dan hadis, silaturahmi memiliki kedudukan yang sangat penting.
Al-Quran menggambarkan bahwa silaturahmi merupakan salahsatu bentuk pelaksanaan
ibadah seorang hamba kepada Rabb-nya. Dan hadis melukiskan bahwa orang yang
senantiasa silaturahmi akan dipanjangkan umurnya serta diperluas rizkinya.
Selain itu banyak keterangan yang menjelaskan bahwa orang yang memutuskan
hubungan silaturahmi tidak akan masuk surga, amalny tidak akan diterima, serta
masih banyak ancaman yang lainnya. Oleh karena itu, sebagai muslim kita harus
senantiasa memelihara selaturahmi demi keselamatan dunia akhirat.
B. Saran
Setelah kita memahami silaturahmi, baik dari segi pengertian, pembagian,
serta keterangan Al-Quran dan Hadis mudah-mudahan kita bisa mengimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga bisa menyebarluaskannya kepada segenap
umat Islam di bumi Allah.
Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang suka
bersilaturahmi....aamiin
Memuliakan Orang yang Lebih Tua Termasuk Mengagungkan Allah.