Kamis, 21 Juli 2016

MENJAGA LISAN.

Assalamu'alaikum wr wb,.
MENJAGA LISAN.
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Semua hal yang dapat mendekatkan seseorang kepada Surga telah dijelaskan. Segala hal yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam Neraka pun telah disebutkan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini, telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah Kusempurnakan untuk kalian nikmatKu dan telah Kuridhai untuk kalian agama Islam.” (QS. Al Maidah: 3)
Termasuk hal yang dapat mendekatkan seseorang ke dalam Surga adalah menjaga lisan. Sebaliknya, perkara yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam Neraka adalah tidak menjaga lisan. Lisan merupakan bagian yang berukuran kecil dari tubuh seorang manusia. Akan tetapi, aktifitas lisan sangat banyak, karena lisan begitu mudah untuk digerakkan.
Jika seorang muslim dapat menjaga anggota tubuh yang satu ini,
lisan, maka keberuntungan yang akan didapatkan. Akan tetapi, siapa yang tidak menjaga bagian tubuh yang kecil ini, maka akibatnya besar. Seseorang dapat celaka, tersungkur ke dalam api Neraka karenanya. Hal ini telah disebutkan oleh manusia yang paling mulia Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Tidaklah yang menyebabkan manusia tersungkur ke dalam neraka di atas wajah-wajah mereka kecuali akibat dari perbuatan lisan-lisan mereka.” [HR. Tirmidzi, “Kitabul Iman”, “Bab Dalil tentang Kemuliaan Shalat”]
Menjaga lisan merupakan perbuatan yang sangat penting dalam
agama ini. Di antara bentuk menjaga lisan adalah menghindari perkataan yang buruk dan yang tidak bermanfaat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya berkata yang baik atau diam.” [HR. Al Bukhari nomor 5559 dan Muslim nomor 67]
Maka, seorang mukmin yang kuat keimanannya, ia selalu memerhatikan betul ucapan-ucapannya. Ia senantiasa menimbang apakah ucapannya bermanfaat atau tidak, apakah ucapannya membuat Allah subhanahu wa ta’ala ridha atau justru membuat Allah subhanahu wa ta’ala murka kepadanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda,
“Sungguh seorang hamba akan mengucapkan suatu kalimat yang diridlai Allah, suatu kalimat yang ia tidak mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan suatu kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak meperdulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka.” [HR. Al Bukhari nomor 5997]
Seorang muslim yang baik keislamannya senantiasa menjaga
lisannya, baik ketika berada di tengah keramaian maupun ketika seorang diri. Ia meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta’ala maha tahu apa yang ia perbuat dan apa yang ia ucapkan. Ia pun yakin bahwa di sekitarnya ada malaikat yang siap mencatat amalan baik dan amalan buruknya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ O كِرَاماً كَاتِبِينَ O يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ O
“Sesungguhnya pada kalian (ada Malaikat) yang mengawasi. Yang
mulia lagi mencatat (amalan kalian). Mereka mengetahui apa yang kamu lakukan.” (QS. Al Infithar 10-12)
Seorang hamba Allah subhanahu wa ta’ala meyakini bahwa apa saja yang diperbuatnya akan ada balasannya dan begitu pula yang diucapkannya. Kebaikan sekecil apapun akan dibalas dengan kebaikan dan kejelekan sekecil apapun akan dibalas dengan kejelekan pula. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَهُ O وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ O
“Siapa saja yang beramal kebaikan sebesar biji dzarrah, maka akan melihat (balasannya). Dan Siapa saja yang beramal kejelekan sebesar biji dzarrah, akan melihat (balasannya).” (QS. Al Zalzalah: 7–8)
Menjauhi Perkataan Dusta
Hampir semua manusia mengetahui bahwa ucapan dusta merupakan suatu kejelekan lisan. Bahkan umat muslim meyakini bahwa perkataan dusta merupakan dosa besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
“Maukah aku ceritakan kepada kalian dosa besar yang paling besar? Tiga perkara: menyekutukan Allah, mendurhakai kedua orangtua, dan bersaksi palsu atau kata-kata palsu.” Waktu itu, beliau sedang bersandar lalu duduk. Beliau terus mengulangi sabdanya, sehingga kami (para sahabat) berkata, “Seandainya beliau berhenti.” [HR Al Bukhari nomor 126]
Seseorang yang meninggalkan sesuatu karena Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan menggantikan untuknya dengan sesuatu yang lebih baik. Ketika seorang muslim meninggalkan perkataan dusta karena Allah subhanahu wa ta’ala (karena Allah melarangnya dan membencinya), maka Allah subhanahu wa ta’ala akan menggantikan untuknya dengan yang lebih baik di sisiNya. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan,
“Aku menjaminkan [untuk mendapatkan] rumah di bagian bawah dari Surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar, dan rumah di bagian tengah dari Surga bagi yang meninggalkan dusta, walaupun hanya bergurau, dan rumah di bagian atas dari Surga bagi yang baik akhlaknya.” [HR. Abu Dawud, “Kitabul Adab”]
Bahkan kita tidak cukup dengan hanya menjaga diri dari perkataan dusta. Akan tetapi, kita harus menjaga diri pula dari teman yang pendusta, sebagaimana dalam surat At Taubah ayat 119 Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan hamba-hambaNya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan jadilah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At Taubah: 119)
Hendaknya kita benar-benar meyakini, perkataan dusta merupakan salah satu hal dari hal-hal yang dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam Neraka, sehingga tidak terbesit sedikit pun oleh kita untuk mengatakan perkataan dusta. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan. Dan kebaikan mengantarkan kepada Surga. Dan sesungguhnya jika seorang hamba selalu berkata jujur, maka akan ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sungguh kedustaan mengantarkan kepada kejelekan. Dan kejelekan mengantarkan kepada Neraka. Dan sesungguhnya seseorang bila selalu berdusta, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta.” [HR. Al Bukhari 5629 dan Muslim]

Semoga Allah selalu membimbing kita untuk menjaga lisan dan memudahkan jalan kita menuju SurgaNya. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar