Assalamu'alaikum wr.wb..
Di dalam tulisan ini insya Allah akan kami sampaikan beberapa peristiwa yang terjadi di alam kubur sehingga menjadikan kita lebih waspada dalam menjalani kehidupan dunia ini agar selamat di alam kubur.
Apa yg terjadi sesudah
kematian?
Yg ada sesudah kematian
adalah pertanyaan dua malaikat, nikmat kubur dan adzab kubur.
Al-qabru adalah kata
tunggal dari al-qubur, artinya mengubur mayat.
Kabar dari Rasulullah
saw telah sampai secara mutawir tentang adanya pertanyaan dua malaikat, nikmat
kubur dan adzabnya. Karena itu mengimaninya adalah wajib.
Nikmat dan siksa
tersebut berlaku untuk ruh dan jazad sesuai dg hubungan ruh terhadap jazad
dalam kehidupan barzakiyah, dan hubungan ini berbeda dg hubungan ruh terhadap
jazad ketika ada dalam kehidupan dunia. Jadi hukum kehidupan barzakh ini
berlaku untuk ruh, sedang jazad mengikutinya. Berdasarkan hal ini dapat di
pahami bahwa nikat dan adzab kubur berlaku bg orang yg berhak menerimanya, baik
itu di kubur maupun tidak, di makan binatang buas atau terbakar hingga jadi abu
atau tenggelam di laut ataupun yg lainya. Sedang dalilnya untuk itu sangatlah
banyak antara lain:
Firman Allah:
"Allah meneguhkan
(iman) orang yg beriman dg ucapan teguh itu dalam kehidupan dunia dan di
akhirat, dan Allah menyesatkan orang yg zalim dan berbuat apa yg dia
kehendaki." (Ibrahim/27)
Imam muslim
meriwayatkan dg sanad nya dari Al-bara'Ibn' Azib dari Nabi saw, beliau bersabda
tentang ayat di atas:
"Allah meneguhkan
(iman) orang yg beriman dg ucapan teguh', Ayat ini turun menjelaskan tentang
adzab kubur, maka di tanyakan kepadanya, Siapakah rabbmu? Dia menjawab: Rab
saya adalah Allah, dan Nabi saya adalah Muhammad, maka itulah (makna) firman
Allah, 'Allah meneguhkan (iman) orang yg beriman dg ucapan teguh itu dalam
kehidupan di dunia dan di akhirat." (HR. Muslim)
Jadi penafsiran ayat
oleh hadits tersebut menunjukan adanya pertanyaan di alam kubur. Hal ini di
jelaskan oleh dalil berikutnya:
Imam Muslim
meriwayatkan dg sanadnya dari Qatadah, dari Anas bin malik, ia berkata, Nabi
saw bersabda:
"Sungguh seorang
hamba jika ia di letakan di dalam kuburnya dan ditinggal pergi oleh
pengantarnya,sesungguhnya dia mendengar suara ketukan sandalnya. Beliau
bersabda: datang kepadanya dua malaikat,lalu mereka mendudukannya dan
menanyainya, apa yg engkau katakan tentang orang ini? 'beliau bersabda: adapun
orang mukmin maka dia akan menjawab: saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah
dan Rasull-nya. Beliau bersabda, maka di katakan kepadanya, 'lihatlah tempat
dudukmu di neraka dan Allah telah menggantinya untukmu tempat duduk di surga,
Nabi bersabda: 'maka ia melihat keduanya. Qatadah berkata, diberitakan kepada
kami bahwa didalam kuburnya akan di perluas 70 hasta dandipenuhi atasnya
kenikmatan yg segar sampai hari mereka di bangkitkan.(HR.Muslim)
ALAM KUBUR MENAKUTKAN
Hani’ Radhiyallahu anhu , bekas budak Utsmân bin Affân Radhiyallahu anhu ,
berkata, "Kebiasaan Utsman Radhiyallahu anhu jika berhenti di sebuah
kuburan, beliau menangis sampai membasahi janggutnya. Lalu beliau Radhiyallahu
anhu ditanya, ‘Disebutkan tentang surga dan neraka tetapi engkau tidak
menangis. Namun engkau menangis dengan sebab ini (melihat kubur), (Mengapa
demikian?)’ Beliau, ‘Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, (yang artinya) ‘Kubur adalah persinggahan pertama dari
(persinggahan-persinggahan) akhirat. Bila seseorang selamat dari
(keburukan)nya, maka setelahnya lebih mudah darinya; bila seseorang tidak
selamat dari (keburukan)nya, maka setelahnya lebih berat darinya.’ Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, ‘Aku tidak melihat suatu
pemandangan pun yang lebih menakutkan daripada kubur.’” [HR. At-Tirmidzi dan
Ibnu Mâjah; dihasankan oleh syaikh al-Albâni]
Karena fase setelah kubur lebih mudah bagi yang selamat, maka ketika melihat
surga yang disiapkan Allâh SWT dalam kuburnya, seorang Mukmin
mengatakan, “Ya Rabb, segerakanlah kiamat agar aku kembali ke keluarga dan
hartaku.” Sebaliknya, orang-orang kafir, ketika melihat adzab pedih yang
disiapkan Allâh SWT baginya, ia berseru, “Ya Rabb, jangan kau
datangkan kiamat.” Karena yang akan datang setelahnya lebih pedih siksanya dan
lebih menakutkan.
GELAPNYA ALAM KUBUR
Hal iniditunjukkan oleh hadits shahih :
Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa seorang wanita hitam -atau
seorang pemuda- biasa menyapu masjid Nabawi pada masa Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam . Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendapatinya
sehingga beliau n menanyakannya. Para sahabat menjawab, ‘Dia telah meninggal’.
Beliau n berkata, ‘Kenapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?’ Abu Hurairah
berkata, ‘Seolah-olah mereka meremehkan urusannya’. Beliau n bersabda,
‘Tunjukkan kuburnya kepadaku’. Lalu mereka menunjukkannya, beliau pun kemudian
menyalati wanita itu, lalu bersabda, “Sesungguhnya kuburan-kuburan ini dipenuhi
kegelapan bagi para penghuninya, dan sesungguhnya Allâh Subhanahu wa Ta’ala
menyinarinya bagi mereka dengan shalatku terhadap mereka.” [HR. Bukhari,
Muslim, dll]
HIMPITAN ALAM KUBUR
Setelah mayit diletakkan di dalam kubur, maka kubur akan menghimpit dan
menjepit dirinya. Tidak seorang pun yang dapat selamat dari himpitannya.
Beberapa hadits menerangkan bahwa kubur menghimpit Sa’ad bin Muadz Radhiyallahu
anhu , padahal kematiannya membuat ‘arsy bergerak, pintu-pintu langit terbuka,
serta malaikat sebanyak tujuh puluh ribu menyaksikannya. Dalam Sunan an-Nasâ’i
diriwayatkan dari Ibn Umar Radhiyallahu anhuma bahwa Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Inilah yang membuat ‘arsy bergerak, pintu-pintu langit dibuka, dan disaksikan oleh
tujuh puluh ribu malaikat. Sungguh ia dihimpit dan dijepit (oleh kubur), akan
tetapi kemudian dibebaskan.” [Dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah ;
Lihat Misykâtul Mashâbîh 1/49; Silsilah ash-Shahîhah, no. 1695]
Dalam Musnad Ahmad diriwayatkan dari ‘Aisyah bahwa Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
Sesungguhnya kubur memiliki himpitan yang bila seseorang selamat darinya, maka
(tentu) Saad bin Muâdz telah selamat. [HR. Ahmad, no. 25015; 25400; Dishahihkan
oleh Syaikh al-Albâni di dalam Shahîhul Jâmi’ 2/236]
Himpitan kubur in akan menimpa semua orang, termasuk anak kecil. Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Seandainya ada seseorang selamat dari himpitan kubur, maka bocah ini pasti
selamat [Mu'jam ath-Thabrani dari Abu Ayyub Radhiyallahu anhu dengan sanad
shahih dan riwayat ini dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani rahimahullah dalam
Shahihul Jâmi, 5/56]
FITNAH (UJIAN) KUBUR
Jika seorang hamba telah diletakkan di dalam kubur, dua malaikat akan
mendatanginya dan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Inilah yang dimaksud dengan
fitnah (ujian) kubur. Dalam hadits shahih riwayat Imam Ahmad rahimahullah dari
sahabat al-Barro bin ‘Azib Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya,
“Siapakah Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua
malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah
al-Islam”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu
ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab
Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar,
berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga),
bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam
kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan
kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah
dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan
(kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau,
wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu
yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga
aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.
Pertanyaan ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan
oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya
dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab:
“Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku
tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu
ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia
hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka."
Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan,
sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk,
beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah
harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu
bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa
keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata,
“Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Lihat Shahîhul Jâmi’ no:
1672]
Dari hadits yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pertanyaan dalam
kubur berlaku untuk umum, baik orang Mukmin maupun kafir.
ADZAB DAN NIKMAT KUBUR
Banyak sekali hadits yang menjelaskan keberadaan adzab dan nikmat kubur. Hal
ini telah disepakati oleh Ahlus Sunnah wal Jamâ’ah. Imam Ibnu Abil ‘Izzi
rahimahullah , penulis kitab al-Aqîdah ath-Thahâwiyah, berkata, “Telah
mutawatir hadits-hadits dari Rasûlullâh tentang keberadaan adzab dan nikmat
kubur bagi orang yang berhak mendapatkannya; Demikian juga pertanyaan dua
malaikat. Oleh karena itu, wajib meyakini dan mengimani kepastian ini. Dan kita
tidak membicarakan bagaimana caranya, karena akal tidak memahami bagaimana
caranya, karena keadaan itu tidak dikenal di dunia ini. Syari’at tidaklah
datang membawa perkara yang mustahil bagi akal, tetapi terkadang membawa
perkara yang membingungkan akal. Karena kembalinya ruh ke jasad (di alam kubur)
tidaklah dengan cara yang diketahui di dunia, namun ruh dikembalikan ke jasad
dengan cara yang berlainan dengan yang ada di dunia.” [Kitab Syarah al-Aqîdah ath-Thahâwiyah,
hlm.450; al-Minhah al-Ilâhiyah fii Tahdzîb Syarh ath-Thahâwiyah, hlm. 238]
Kalangan atheis dan orang-orang Islam yang mengikuti pendapat para filosof
mengingkari adanya adzab kubur. Mereka beralasan bahwa setelah membongkar
kubur, mereka tidak melihat sama sekali apa yang diberitakan oleh nash-nash
syariat. Mereka semua tidak mempercayai apa yang di luar jangkauan ilmu mereka.
Mereka mengira bahwa penglihatan mereka dapat melihat segala sesuatu dan
pendengaran mereka dapat mendengar segala sesuatu, padahal kita saat ini telah
mengetahui beberapa rahasia alam yang oleh penglihatan dan pendengaran kita
tidak dapat menangkapnya.
Adapun orang-orang yang beriman kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan
membenarkan berita-Nya.
Di dalam al-Qur’ân terdapat isyarat-isyarat yang menunjukkan adanya adzab
kubur. Antara lain adalah Firman Allâh SWT tentang Fir’aun dan
kaumnya :
Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat.
(dikatakan kepada malaikat), "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam
adzab yang sangat keras". [al-Mukmin/40: 45-46]
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang ayat ini, “Fir'aun beserta
kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk”, yaitu tenggelam di lautan,
kemudian pindah ke neraka Jahim. "Kepada mereka dinampakkan neraka pada
pagi dan petang”, sesungguhnya ruh-ruh mereka dihadapkan ke neraka pada waktu
pagi dan petang sampai hari kiamat. Jika hari kiamat telah terjadi ruh dan
jasad mereka berkumpul di neraka. Oleh karena inilah Allâh Azza wa Jalla
berfirman (yang artinya), “dan pada hari terjadinya kiamat. (dikatakan kepada
malaikat), "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam adzab yang sangat
keras", yaitu kepedihannya lebih dahsyat dan siksanya lebih besar. Dan
ayat ini merupakan fondasi yang besar dalam pengambilan dalil Ahlus Sunnah
terhadap adanya siksaan barzakh di dalam kubur, yaitu firmanNya ‘Kepada mereka
dinampakkan neraka pada pagi dan petang’. [Tafsir surat al-Mukmin/40: 45-46]
Imam al-Qurthubi t mengatakan, “Mayoritas Ulama menyatakan bahwa penampakan
nereka itu terjadi di barzakh, dan itu merupakan dalil penetapan adanya siksa
kubur”. [Fathul Bâri 11/233]
SEBAB-SEBAB SIKSA KUBUR[1]
Sebab-sebab yang menjadikan seseorang mendapatkan siksa kubur ada dua bagian,
mujmal (global) dan mufash-shal (rinci). Sebabnya secara mujmal (global), yaitu
kebodohan terhadap Allâh SWT, menyia-nyiakan perintah-Nya, dan menerjang
larangan-Nya. Sedangkan sebabnya secara mufash-shal (rinci), adalah
perkara-perkara yang dijelaskan oleh nash-nash sebagai sebab siksa kubur.
Di sini akan kami sebutkan di antara sebab mufash-shal sehingga kita bisa
menjauhinya:
1. Namimah, yaitu menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain untuk merusak
hubungan mereka.
2. Tidak menutupi diri ketika buang hajat.
3. Ghulul, yaitu mengambil harta rampasan perang sebelum dibagi oleh imam.
4. Dusta.
5. Memahami al-Qur’ân namun tidak mengamalkannya.
6. Zina
7. Riba
8. Mayit yang ditangisi keluarganya, jika mayit tersebut tidak melarang
sebelumnya.
HAL-HAL YANG MENYELAMATKAN DARI SIKSA KUBUR
Perkara yang akan menyelamatkan seseorang dari adzab kubur adalah orang yang
mempersiapkan diri sebelum menghadapi kematian yang datang tiba-tiba. Di antara
persiapan menghadapi maut adalah segera bertaubat, menunaikan kewajiban
syariat, memperbanyak amal shalih, memperbaiki akidah, berjihad, berbuat baik
pada orang tua, menyambung silaturahim, dan amal-amal shalih lainnya. Dengan
amalan tersebut Allâh SWT memberinya jalan keluar dari tiap kesulitan
dan kesusahan.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata dengan mengutip hadits Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu yang diriwayatkan oleh Abu Hâtim dalam shahih-nya,
“Sesungguhnya orang mati dapat mendengar suara langkah kaki orang-orang yang
pergi meninggalkannya. Jika ia seorang Mukmin, maka shalat berada di dekat
kepalanya, puasa berada di sebelah kanannya, zakat disebelah kirinya, perbuatan
baik seperti berkata benar, silaturahim, dan perbuatan baik kepada manusia
berada di dekat kaki. Ia lalu didatangi (oleh malaikat) dari arah kepalanya,
maka shalat berkata, ‘Di arahku tidak ada jalan masuk.’ Kemudian ia didatangi
dari sebelah kanan, maka puasa berkata, ‘Di arahku tidak ada jalan masuk.’
Kemudian ia didatangi dari sebelah kiri, maka zakat berkata, ‘Di arahku tidak
ada jalan masuk.’ Kemudian ia didatangi dari arah kedua kakinya, maka perbuatan
baik, seperti berkata benar, silaturahim, dan berbuat baik kepada manusia,
berkata, ‘Di arahku tidak ada jalan masuk.’ Lalu dikatakan kepadanya,
‘Duduklah.’ Ia pun duduk. Kepadanya ditampakkan bentuk serupa matahari yang
hampir terbenam. Ia ditanya, ‘Siapa lelaki ini yang dulu bersama kalian? Apa
pendapatmu tentangnya?’ Ia menjawab, ‘Tinggalkan aku, aku ingin shalat.’ Mereka
menyahut, ‘Sungguh kamu akan melakukannya, tetapi jawablah pertanyaan kami.’ Ia
berkata, ‘Apa pertanyaan kalian?’ Mereka menanyakan, ‘Apa pendapatmu tentang
lelaki ini yang dulu bersama kalian? Apa persaksianmu terhadapnya?’ Ia
menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa ia adalah utusan Allâh, dan dia membawa kebenaran
dari Allâh.’ Lalu dikatakan kepadanya, ‘Dengan dasar keimanan itulah kau telah
hidup, dan dengan dasar itu kau telah mati, dan dengan dasar itu pula kau akan
dibangkitkan, insya Allâh.’ Kemudian dibukakan baginya pintu surga, lalu
dikatakan kepadanya, ‘Ini tempat tinggalmu di surga dan segala yang telah Allâh
siapkan untukmu.’ Ia bertambah senang dan gembira. Kemudian dibukakan pintu
neraka, dan dikatakan, ‘Itu adalah tempat tinggalmu dan segala yang telah Allâh
siapkan untukmu (jika kau mendurhakai-Nya).’ Ia bertambah senang dan gembira.
Kemudian kuburnya diluaskan seluas tujuh puluh hasta dan diterangi cahaya,
jasadnya dikembalikan seperti semula, dan ruhnya dijadikan di dalam penciptaan
yang baik, yaitu burung yang bertengger di pohon surga.”
MEMOHON PERLINDUNGAN KEPADA ALLAH DARI FITNAH DAN ADZAB KUBUR
Fitnah (ujian) dan adzab kubur adalah masalah besar, sehingga Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon perlindungan dari hal itu, baik dalam
shalat maupun di luar shalat. Beliau pun sangat menekankan kepada umatnya untuk
memohon perlindungan kepada Allâh dari segala fitnah dan azab kubur.
ORANG-ORANG YANG TERPELIHARA DARI UJIAN DAN SIKSA KUBUR
Sebagian kaum Mukmin yang melakukan amal-amal besar atau tertimpa musibah besar
akan terjaga dari fitnah atau ujian dan azab kubur, Diantara mereka :
Pertama : Orang yang mati syahid.
an-Nasâ’i rahimahullah meriwayatkan dalam Sunan-nya bahwa seorang lelaki
bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , “Ya Rasûlullâh,
mengapa kaum Mukmin diuji dalam kubur kecuali yang mati syahid?” Beliau
menjawab, “Cukuplah baginya ujian kilatan pedang di atas kepalanya.”
[Dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah. Lihat Shahîhul Jâmi’ 4/164]
Kedua : Seseorang yang gugur ketika bertugas jaga di jalan Allah
Fadhdhalah ibn Ubaid meriwayatkan dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
, bahwa beliau bersabda, “Setiap orang yang meninggal amalnya ditutup, kecuali
yang meninggal ketika bertugas jaga di jalan Allâh. Amalnya terus tumbuh sampai
hari kiamat dan ia akan aman dari fitnah kubur.” [HR. Tirmidzi dan Abu Dawud;
dishahihkan oleh syaikh al-Albâni rahimahullah. Lihat Misykâtul Mashâbîh 2/355]
Ketiga : Seseorang yang meninggal hari Jum’at
Dalam hadits Abdullah ibn Amru, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Setiap Muslim yang meninggal pada hari Jum’at akan dijaga oleh Allah dari
fitnah kubur.” [HR. Ahmad dan Tirmidzi; Dinyatakan kuat oleh syaikh al-Albâni
rahimahullah dalam Ahkâmul Janâiz, hlm. 35]
Keempat : Seseorang yang meninggal karena sakit perut
Abdullah bin Yasar Radhiyallahu anhu berkata, “Aku pernah duduk bersama
Sulaiman bin Shard dan Khalid ibn ‘Urafthah. Mereka menceritakan bahwa ada
seorang lelaki yang meninggal karena sakit perut. Keduanya ingin menyaksikan
jenazahnya. Salah satunya mengatakan kepada yang lain, ‘Bukankah Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Orang yang meninggal karena sakit
perut tidak akan diadzab di dalam kubur.’ Yang satunya menjawab, ‘Engkau
benar.’ [HR. an-Nasa’i dan Tirmidzi; dishahihkan oleh syaikh al-Albâni
rahimahullah].
Dan setiap yg bernyawa (berjiwa) akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. [Ali Imrân/3:185]
Allâh SWT memberikan pemberitaan umum kepada seluruh makhluk, bahwa setiap jiwa akan merasakan kematian. Hanya Allâh Yang Maha Hidup, tidak akan mati. Adapun jin, manusia, malaikat, semua akan mati.
Kematian merupakan hakekat yang menakutkan. Dia akan mendatangi seluruh orang yang hidup dan tidak ada yang kuasa menolak maupun menahannya. Maut merupakan ketetapan Allâh SWT. Ini adalah hakekat yang sudah diketahui. Maka sepantasnya kita bersiap diri menghadapinya dengan iman sejati dan amal shalih yang murni.
SEMOGA
BERMANFAAT,,AMINN,.
Bagaimana Cara Memahami Alquran